Sabtu, 27 November 2010

Pemilukada Tangsel yang Kotor Jangan membuat Ekonomi Kerakyatan Jadi Sama Kotornya

OPINI Ragile | 19 November 2010 | 00:37 1633 125

Sumber foto: Dok Kompasiana Gathering 2009 by Edy Taslim (dari kanan: Ragile, Marissa Haque, Pepih Nugraha)

Setelah menghilang empat bulan Marissa Haque kembali posting di Kompasiana. Bunyinya sama dengan yang diutarakan kepadaku via Telepon dan SMS selama November sehubungan dengan meledaknya twitter yang menyebut-nyebut perseteruannya dengan Vina Panduwinata. Namun di mata saya Marissa (Icha) lain di alam nyata lain di alam maya. Bahasanya jauh banget bedanya deh. Kenapa Yah, mau tau?
Postingan dia kemarin di sini: Peduli Linkungan Lahir Bathin. Bicara tentang Kompasiana, Pilkada Walikota Tangerang Selatan dan Vina Panduwinata. Nampaknya terburu-buru menulisnya sehingga terkesan loncat-loncat. Semua itu dalam rangka menanggapi postingan Syaifuddin Sayuti Ada Apa Dengan Marissa Haque? Yang saya tangkap adalah: (1)Icha tidak suka dengan tingkah laku Vina Panduwinata ketika manggung bareng dengan Ikang Fawzi suami Icha, (2)Icha nulis dalam blog pribadi di blogdetik karena gagal menyelesaikan secara pribadi dengan Vina, (3)Icha tidak keberatan dan atau tidak terganggu dengan gaya pakaian orang lain sepanjang tidak mengganggu secara langsung rumah tangganya, (4)Reaksi keras pembaca adalah lebih kepada cara Icha menyampaikan keluhan itu, bukan pada substansi isi keluhan.

Ibarat sepakbola Icha suka maen gaya total footbal formasi 4-4-2 ala Belanda atau Kick and Rush gaya Inggris, keduanya attacking style. Selebihnya saya tidak tahu. Begitu juga tentang Pilkada Tangerang Selatan di mana Icha menyokong calon independent di luar parpol. Saya taunya ada rumor bahwa di sana telah ada semacam hegemoni oleh keluarga tertentu untuk menguasai jabatan strategis. Namum demikian soal politik tidak semudah yang kita baca di atas kertas. Maklum banyak intrik dan akal bulus yang alus-alus. Biarlah rakyat Tangerang Selatan bicara, mereka lebih tau.

Dua kali saya ketemu langsung dan ngobrol bareng dengannya. Sekali di Kopdar Kompasianan pas peluncuran buku Chappy Hakim berjudul Cat Rambut Orang Yahudi di Hotel Sultan Jakarta, Agustus 2009. Dan Di Tangerang pada acara Pemuda Integritas Tangerang Selatan (PITA) pada Juli 2010. Dua kali ketemu langsung dan ngobrol panjang lebar.

Yup, jauh banget deh dengan bahasanya di dunia maya. Siapapun sulit untuk tidak mengatakan Icha sangat ramah, gaul, enak diajak bicara apa saja. Dan…. doyan ngobrol, hehehe…

Mudah-mudahan ke depan makin banyak interaksi dengan kompasiner makin bagus jalinan persahatan dan saling pengertian di mana Icha tak sungkan ganti gaya “maen bolanya” misal dengan gaya Samba Brasil yang paling banyak diminati di sini. Kebetulan aku suka film-film Marissa Haque dan juga demen lagu-lagu Vina Panduwinata yang cihuyy banget gaya “stakatonya”.

***

 Salam Tuljaenak, RAGILE 19-nov-2010
Dari Engkong Ragile Sahabat Kompasiana.com yang Selalu Penuh Atensi: Marissa Haque & Ikang Fawzi

Kamis, 25 November 2010

Ekonomi Kerakyatan + Fondasi Syariah Islam = Distribusi Kesejahteraan: Marissa Haque Fawzi (FEB-UGM)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perbankan syariah di Indonesia harus berani menjadi bank yang spesifik atau fokus ke sektor tertentu. Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, mengatakan, dengan cara tersebut perbankan syariah bisa terus terjaga dan mampu memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional.

"Misalnya, Bank Syariah Mandiri (BSM) garap pembiayaan muamalat, BRI Syariah gadai emasnya, bank syariah yang lain fokus ke yang lain," kata Faisal melalui sambungan telepon kepada Republika.
Dengan kekhususan pasar setiap bank syariah, Faisal optimistis, perbankan syariah bisa menjelma menjadi pemain utama dalam dunia perbankan nasional. Lagi pula, apabila bank syariah terlalu "rakus" untuk menggarap seluruh sektor layaknya perbankan konvensional, faktor sumber daya manusia perbankan syariah tidak akan mampu menjalankannya.
"Ingat, di Cina itu bank-bank terbesar justru bank yang fokus ke sektor tertentu. Industrial and Coomercial Bank of China (ICBC) fokus pada industri, sementara China Construction Bank (CCB) fokus pada infrastruktur," jelas Faisal.
Sumber: http://id.news.yahoo.com/repu/20101126/tpl-bank-syariah-harus-berani-beri-layan-97b2f71.html